Suatu pagi yang mendung dan diliputi kabut tipis aku melihat seekor anak kera yang kedinginan. aku memang tinggal di kaki gunung fuji bersama kakekku, yang jauh dari keramaian. melihat pemandangan seperti itu aku mulai merasa kasihan pada kera tersebut, ada keinginan pada diriku untuk menolong kera itu. Aku pun bergegas keluar rumah dan sialnya tepat di depan pintu rumah hujan deras turun dengan tiba-tiba.
Aku mengurungkan niatku, dan kembali ke kamar. Di balik jendela aku masih melihat kera tadi kehujanan, "bodoh kenapa hanya diam saja dan tidak berteduh?!". Aku pun segera mengambil payung dan bergegas untuk menolong kera.
setelah aku dekati, kera itu hanya menggigil. "ah, kasihan sekali"
aku mulai berfikir bagaimana cara terbaik mengakhiri penderitaan kera kecil ini, "lebih baik ku tolong saja", tiba tiba perasaanku berubah "astaga! kalaupun aku tolong kera ini, mungkin lambat laun kera iini mati dan akan membuat kami repot saja"
"tapi kalau tidak aku tolong, kera kecil ini bisa mati mengenaskan"
"hmmmmm selalu begini perasaan ku sering berubah ubah"
"hehehe, aku tahu cara terbaik" terbersit di pikiranku untuk mengakhiri hidupnya agar cepat selesai.
di bawah hujan ini aku tarik ekor kera itu dan melemparkannya keatas dan dalam sekali pukulan "eraser cannon" aku membuat kera itu musnah dan membuatnya menjadi hujan darah dalam sesaat.
dengan darah yang berjatuhan di wajahku karena waktu itu payungnya, aku sedikit merasa puas karena berhasil menolongnya
"hahaha ! semoga tenang kawan"
setelah berkata begitu aku terdiam sejenak dan berfikir apa yang telah aku lakukan?
"oh Tuhan, sekali lagi aku melakukan hal aneh?"
"ah, tidak apalah yang penting kera itu mati secara cepat dan tidak berlama lama dalam kesakitan"
"aduh, bodohnya aku! bagaimana dengan orang tua nya??"
"alah, mereka itu binatang, lagi pula mereka tak akan balas dendam kepadaku"
"iya juga ya??"
aku pun kembali ke kamarku dengan berlumur darah yang tercampur air hujan